Seven Days

Fyi, Arav dan Krystal hari ini akan melakukan pendakian di Gunung Papandayan. Salah satu gunung yang bisa menjadi alternatif bagi para pemula, di sini Arav sebenarnya sudah biasa mendaki, tapi hari ini ada tujuan makanya ia mengajak Krystal. Dan Krystal sendiri, baru pertama kali melakukan pendakian, makanya Arav memutus untuk mengambil pendakian Gunung Papandayan.

Rute perjalanan pendakian gunung ini yaitu, Camp David, Kawah, Pos II, Pondok Seladah, Hutan Mati, Tegal Alun, Puncak Gunung. Kurang lebih perjalanan pendakian memakan waktu sekitar 3 jam, dari Camp David.

Arav POV

Gue di sini bareng Krystal dan yang lain, pasti kalian udah tau tujuan utamanya. Iya, hari ini gua mau ngelamar Krystal, doain diterima ya.

Rencananya sih nanti gue hilang gitu, disekitar jalur Tegal Alun. Sengaja gua hilang disitu, soalnya udah mau deket ke puncak. Oke, mari kita laksanakan tugas.


Di bagian ini, kalian boleh baca ataupun gak. Karena gak ada dialog, cuma fyi tentang trek perjalanan Gunung Papandayannya aja sih. Nanti kalo udah sampai di inti narasinya, bakal aku kasih tau buat baca ya!

Arav, Krystal dan yang lain kini sudah sampai di Camp David. Mereka sudah bersiap-siap untuk melakukan pendakian, tujuan pertama mereka adalah Kawah.

Dari Camp David ke Kawah, hanya menempuh waktu sekitar 10 menit. Harga tiketnya pun tergolong murah. Di sini wajah para pendaki masih sangat fresh dan bersemangat.

Dari awal datang sampai sejauh ini, tangan Arav dan Krystal masih bergandengan. Bukan tanpa alasan, tapi Krystal memang tidak bisa jauh dari Arav karena banyak ketakutan dipikirannya.

Akhirnya kita sampai di Kawah, kawah di sini hanya sebuah kawasan kawah yang luas. Guna dilalui untuk menuju ke Pondok Seladah.

Trek dari Kawah menuju Pos II sejauh ini tidak sulit, di sini kita bisa mendirikan tenda juga. Di Pos II kita harus menunjukkan formulir registrasi. Perjalanan sampai ke Pos II sekitaran 1 jam. Setelah sampai di Pos II, kita semua akan menuju Pondok Seladah. Kiri kanan kita dipenuhi pepohonan. Untuk ke Pondok Seladah hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

Di Pondok Seladah kita beristirahat sebentar, lalu melanjutkan perjalanan menuju Hutan Mati. Perjalanannya menempuh waktu sekitar 20 menit. Jalur menuju hutan mati dipenuhi pepohonan yang lebat. Tanda tanda trek berbahaya sejauh ini tidak ada, karena kata pemandu biasanya tanda trek bahaya ada di malam hari.

Hutan Mati adalah bekas letusan Gunung Papandayan pada tahun 2002. Setelah dimanjakan oleh pemandangan Hutan Mati yang indah dan memberikan sensasi berbeda, kini kita akan beralih ke Tegal Alun. Menuju Tegal Alun kita akan melalui trek yang cukup menanjak, jadi harus hati-hati. Di sini banyak terdengar suara babi hutan setiap beberapa menit sekali. Perjalanan menuju Tegal Alun sekitar 30 menit. Sesampainya di Tegal Alun, kita disambut oleh hamparan Bunga Edelweis. Dan di sini lah misi kita akan berlangsung.


Tegal Alun

Di sini wajib baca ya, inti narasinya di sini!

“Di sini berarti banyak babi hutan ya kak? soalnya dari tadi saut sautan gitu,” tanya Razi penasaran, “Tapi dari tadi kita gak ketemu langsung, padahal gue pengen liat kak.”

Arav tersenyum, “Iya suaranya doang, kalo kita beruntung ya kita bisa lihat kadang.”

Krystal sedikit kaget, “Ketemu babi hutan beruntung kali?” tanya Krystal, Arav mengangguk sambil mengulum senyum tipis.

“Aku kayaknya kalo ketemu bakal nangis deh.” ucap Krystal.

Di sini mereka sepertinya akan lama, selain karena rencana Arav. Krystal kini juga sibuk memotret objek—Edelweis—di kawasan ini.

“Kamu suka?” “Suka banget lah, ini bagus banget, Rav.”

Arav merangkul perempuannya itu, “Bagus deh kalo suka, tapi kamu lebih suka aku kan?” Tak ada jawaban, hanya gelakan tawa kecil dari Krystal.

“Rav!” seru Jerry, salah satu teman pendaki mereka memanggil Arav untuk ikut dengannya.

“Krystal, gue pinjem Arav dulu ya. Buat nemenin gue ke sana dulu, soalnya ada temen gue yang nyusul ke sini.” jelas Jerry sambil menunjuk ke arah Timur.

“Ohh oke, hati-hati kalian!”

Tak ada kecurigaan di benak Krystal, toh juga adiknya ada di sebelahnya sedari tadi, dan teman-teman yang lain juga masih setia menemaninya.

30 menit berlalu dan mereka berdua belum kembali, kekhawatiran mulai muncul, pikiran jelek Krystal kembali. Razi tau kakaknya khawatir, jadi ia berusaha untuk mengalihkan perhatian pikiran Krystal dengan mengajaknya mengobrol.

“Kak, Edelweis tuh dia yang dijulukin bunga abadi ya?” “Iya.” Singkat jawaban Krystal, sekarang ia sibuk melirik kanan kiri, berharap Arav cepat kembali.

10 menit berlalu, akhirnya Jerry kembali dan bersama temannya juga. Tapi, Arav tidak ada bersamanya. Krystal langsung menghampiri Jerry, “Arav mana??” tanya Krystal penuh kekhawatiran.

Tak ada jawaban dari Jerry maupun temannya, “Cowok gue dimana, Jer??” tanya Krystal lagi, suaranya meninggi sedikit.

“Tal gue gatau, tadi gue nemenin temen gue buat cek barangnya di tenda dan tiba-tiba Arav udah ilang aja gitu. Dia gak bilang apa-apa juga.”

Krystal kaget bukan main, matanya memanas, rasanya dirinya ingin ikut menghilang. “Terus sekarang lo di sini tenang-tenang aja? Arav gimanaaa?? Lo yang ngajak Arav buat jemput temen lo, tapi lo gak tanggung jawab.”

Krystal memandangi semua tim pendakinya, “Kalo lu semua gak mau cari Arav, biar gue yang cari.” ucapnya ketus.

Bola mata Krystal tak lagi bisa berbohong, dari sana air matanya terjun ke pipi. Krystal frustasi, tak perduli menurut orang di sana tindakannya ini berlebihan atau tidak. Yang dia inginkan saat ini hanyalah Arav. Krystal terduduk di depan hamparan bunga Edelweis, ditemani sang adik di sana, beberapa dari tim pendaki pergi dengan iming-iming berusaha mencari Arav.

Ya inilah rencana Arav. Ketika suasana hati Krystal semakin buruk, dan tangisannya semakin pilu, dari sana Arav muncul ke hadapannya. Membawa satu bouquet bunga mawar, dan kotak cincin transparan. Kedua benda itu benar-benar cantik sekali.

Arav berjalan perlahan menuju Krystal, membawa kedua barang cantik yang ia peruntukan untuk wanitanya itu. Seperdetikan Arav sampai di hadapan Krystal, ia langsung bertekuk lutut di sana. Hamparan bunga Edelweis dan tim pendakinya menjadi saksi awal keseriusan hubungan Arav dan Krystal.

“Krystal Eyra. Mungkin cara aku bikin kamu sedikit frustasi, maaf udah bikin kamu nangis. Maaf karena hanya seadanya kayak gini, tapi aku mau nunjukin kalo aku bener-bener sayang dan serius sama kamu. Di Tegal Alun Gunung Papandayan ini, di depan para pendaki di sini, aku ingin membuktikan keseriusan aku sama kamu. Ital sayang.. anak baik.. aku sayang banget sama kamu. Apakah kamu mau menjadi pasangan hidup ku, sampai waktu yang ditentukan oleh takdir?”

Ucapan manis itu berasal dari Arav yang kini masih setia bertekuk lutut dihadapan Krystal. Membawa bouquet bunga di belakangnya, dan mengulurkan kotak cincinnya untuk dikenakan Krystal, apabila ia menerimanya.

Dengan tatapan mantap, dan dibarengi tangisan haru. Anggukan dan jawaban iya, keluar dari Krystal Eyra.

Krystal mengangguk, “Iya, aku mau, Rav.”

Sorakan dari para pendaki menggema di sana. Dengan segera Arav mengenakan jari manis Krystal cincinnya, lalu menggendong calon istrinya itu.

“KRYSTAL PUNYA GUE!!” seru Arav lalu mencium pipi Krystal berkali kali, membuat setiap yang melihatnya menatap iri.

“Heran, bikin iri aja.” celetuk Razi sambil menatap iri kedua kakaknya itu.

Hari itu tercatat sebagai salah satu sejarah bahagia di Gunung Papandayan. Hamparan Edelweis itu lagi-lagi menjadi saksi bersatunya kedua makhluk yang saling mencinta.

Alasan mengapa Arav melamar Krystal di Gunung Papandayan, atau lebih tepatnya di kawasan hamparan Edelweis. Itu karena makna bunga Edelweis yang begitu membekas di hatinya.

Bunga Edelweis, atau yang dikenal sebagai bunga abadi. Bunga ini memiliki arti cinta dan pengabdian. Bisa dikatakan harapan Arav untuk hubungannya dengan Krystal seperti bunga Edelweis, yang abadi, penuh cinta dan penuh pengabdian.