Gavin??

Gavin baru saja keluar dari minimarket, dengan bawaan satu kantong plastik berisi penuh camilan. Ia bergegas pergi ke parkiran dan menuju ke suatu tempat lagi, sebelum pergi ke rumah Olive, Fotocopy. Barang bawaannya ia tinggal di motor, sedangkan dirinya masuk ke dalam untuk membeli satu benda yang entah untuk apa.

“Kak, ada sticky notes?”

“Ada kak, mau berapa?” tanya sang penjaga toko. Gavin menunjukkan jari telunjuknya, yang artinya ia hanya ingin membeli satu buah.

Sebelum Gavin bergegas pergi, ia meminjam pulpen sang penjaga toko untuk menuliskan sesuatu di sticky note yang ia beli. Tanpa menunggu waktu lama, Gavin selesai dengan apa yang ingin ia tulis dan saat itu juga ia bergegas pergi keluar dari sana. Ia langsung melajukan motor ninja hitamnya dan melanjutkan perjalanan ke rumah Olive.


Olive dan kedua temannya baru saja memesan makanan siap saji di ojek online, sambil menunggu pesanan mereka datang, ketiganya menyibukkan diri dengan gadget masing-masing. Kurang lebih 15 menit berlalu, tiba-tiba ada suara motor berhenti di depan rumah Olive. Anehnya tak ada panggilan dari pengantarnya. Sebelum mengetahui kebenaran yang ada, ketiganya tentu berpikir bahwa yang datang itu adalah pesanan mereka. Sampai akhirnya Isa dan Dira pergi untuk melihat. Dan, tepat di luar sana Gavin berdiri membawa satu kantong penuh makanan.

“HAH GAVIN??” celetuk Isa. Bahkan dirinya hampir tersedak karena apa yang baru saja ia lihat.

“Anjir, kerja sampingan Gavin join ojek online kah?” Pertanyaan Dira itu langsung mendapatkan tepukan pelan dari Isa yang beradaa di sebelahnya.

“Lu yang bener aja anjir, kayaknya dia mau ketemu sama Olive deh,” ucap Isa sok tahu menahu.

“Ya udah, panggil si Olive aja,” sahut Dira, “Dih gak bisa, lu tadi gak liat dia lagi kayak gimana,” decak Isa membuat Dira hanya mengangguk pasrah.

“Ya oke, terus ngapain?” tanya Dira, “Lu gih samperin, gue gak kuat soalnya ganteng banget hehehe,” gurau Isa.

Tanpa basa basi, Dira langsung menghampiri Gavin.


“Eh sorry, ini Gavin The Osward?” tanya Dira agak sedikit bodoh, padahal dirinya tahu betul itu Gavin pujaan hati Olive.

Gavin agak kebingungan namun kepalanya mengangguk. “Iya, Olive-nya ada?” tanya Gavin to the point.

“Eum.. ada sih, tapi dia lagi gak pengen diganggu, lo ada perlu apa?” tanya Dira layaknya seorang pewawancara.

Gavin menyerahkan kantong yang ia bawa. “Gua cuma mau kasih ini, sama tolong kasih tau Olive untuk baca sticky note-nya ya. Thanks, gue cabut duluan,” tutur Gavin.

Dira kembali masuk ke dalam area rumah Olive, begitu juga dengan Gavin yang kembali ke motornya lalu pergi. Isa langsung menghampiri Dira karena rasa penasarannya.

“Eh apa tuh?” tanya Isa penasaran. Ia mengintip sedikit isi kantong plastik itu.

“Dipikir pikir si Gavin sweet juga ya, Olive abis ini kayaknya kegirangan,” celetuk Dira yang dibalas anggukan penuh oleh Isa.

Ketika keduanya ingin naik ke atas, tiba-tiba suara yang mereka tunggu datang. “Pizza! Atas nama kak Olive!” Dira dan Isa yang mendengar hal itu, dengan segera mereka berlari keluar lagi.

“Akhirnya dateng jugaaaaa,” ucap Isa yang sudah tak sabar untuk melahap makanan khas Italia itu.

Isa membawa pizza dan Dira membawa titipan Gavin. Keduanya kini sudah berjalan masuk ke rumah Olive dan naik ke kamarnya.